Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Umat Akhir Zaman yang terusir dari Telaga di Alam Mahsyar

Dikatakan oleh Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu menceritakan bahwa pada suatu hari, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam mendatangi sebuah kuburan, lalu beliau mengucap-kan salam:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

yang maknanya: “Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian semua (orang muslim) wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami in-syaa Allaah pasti akan menyusul kalian“.


Setelah itu, selanjutnya beliau bersabda: “Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudara ku“.

Mendengar perkataan tersebut, para shahabat keheranan, sehingga mereka bertanya: “Bukankah kami ini adalah saudara-saudara-mu wahai Rasulullaah?”.

Rasulullah menjawab :

أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ

Kalian adalah para shahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yang akan datang kelak.

Catatan: yang disebut Shahabat Rosul adalah orang yang hidup semasa dengan rosulullah dan bertemu kepada Rosulullaah serta beriman kepadanya. 

Kembali para shahabat bertanya: “Wahai rasulullaah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yang sampai saat ini belum terlahir?“. 

Beliau menjawab:

أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ

“Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah pemilik kuda itu dapat mengenali kudanya?”

Para shahabat menjawab : “tentu saja orang itu dapat dengan mudah mengenali kuda-kudanya“. Maka Rasulullaah menimpali jawaban mereka dengan bersabda:

فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ

“Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudhu semasa hidupnya di dunia“.

"Aku akan menanti ummatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahwa akan ada dari ummatku yang diusir oleh Malaikat, sebagaimana seekor unta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga ia pun diusir."

"Melihat sebagian orang yang memiliki tanda-tanda pernah berwudhu, maka aku memanggil mereka: “kemarilah“. 

Namun para Malaikat yang mengusir mereka dan berkata:

فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ

“sejatinya mereka sepeninggalmu telah mengubah-ubah ajaranmu“.

"Mendapat penjelasan semacam ini (dari malaikat), maka aku (Rasul) berkata :

سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي

“menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku mengubah-ubah ajaranku” (diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).

Dalam hal ini adalah mengubah aqidah. Akidah Rosulullaah adalah Allaah Ada tanpa Tempat. Allah tidak serupa dengan apapun, dan tidak ada makhluk satu pun yang menyerupai Allah.

Apapun yang kita pikirkan tentang Allah, maka Allah tidak seperti yang kita pikirkan itu.

Oleh karena itu, Syekh al-Hafizh Abdullah al-Harari (w. 1429 H/ 2008) -radhiyallaahu 'anhu- menuturkan : 

"القول بالحق لا يقرب اجلا ولا يقطع رزقا". انتهى.

Maknanya : "Menyuarakan perkara yang haqq (kebenaran) tidaklah mendekatkan ajal (kematian atas seseorang) dan tidaklah memutuskan rezki (yang telah ditentukan dan telah ditetapkan oleh Allah)".

Aqidah Golongan Selamat (الفرقة الناجية), Aqidah Penghuni Surga; Aqidah Ahlussunnah wal-Jama'ah : 

"Allah ada tanpa tempat dan tanpa disifati dengan sifat makhluk" : 

"الله موجود  بلا كيف  ولا مكان".

Posting Komentar untuk "Umat Akhir Zaman yang terusir dari Telaga di Alam Mahsyar"